السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
THE Tiger Of Dragon

Selasa, 14 Februari 2012

Jati (Tectona grandis L.f.)


1.Latar Belakang

Jati (Tectona grandis L.f.) terkenal sebagai kayu komersil bermutu tinggi, termasuk
dalam famili Verbenaceae. Penyebaran alami meliputi negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia jati terdapat di beberapa daerah seperti Jawa, Muna, Buton, Maluku dan Nusa Tenggara.
Pohon Jati cocok tumbuh di daerah musim kering agak panjang yaitu berkisar 3-6 bulan
pertahun. Besarnya curah hujan yang dibutuhkan rata-rata 1250-1300 mm/tahun dengan temperatur rata-rata tahunan 22-26° C. Daerah-daerah yang banyak ditumbuhi Jati umumnya tanah bertekstur sedang dengan pH netral hingga asam

Salah satu produk bioteknologi yang mempunyai prospek cukup baik untuk diperkenalkan di kawasan transmigrasi adalah bibit jati hasil kultur jaringan. Kelebihan bibit jati tersebut adalah pertumbuhan pohon relatif seragam, tingkat pertumbuhan per tahun lebih cepat, bentuk batang lebih lurus, silindris, serta bebas kontaminasi hama dan penyakit (Trubus, 2001). Perdagangan bibit jati hasil kultur jaringan ini diharapkan dapat sebagai usaha komersil skala petani kecil (private nursery), dan dapat menambah pendapatan transmigran dan penduduk lokal.

Tanaman jati dapat diperbanyak melalui cara generatif dan vegetatif. Cara generatif adalah dengan perbanyakan melalui biji yang disemaikan dan dibiarkan tumbuh tunas baru serta dipelihara sebagai bibit. Jika terlalu besar bibit diremajakan dengan cara memangkas batang dan dibiarkan tumbuh tunas baru, tunas ini di pelihara sebagai batang baru. Cara tersebut lebih dikenal dengan istilah Stump. Perbanyakan ini sudah dikenal di kalangan masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara. Sedangkan perbanyakan melalui vegetatif dilakukan melalui kultur jaringan, yaitu perbanyakan melalui pertumbuhan sel-sel jaringan titik tumbuh tanaman.

Cara pembibitan jati melalui kultur jaringan masih dilakukan oleh produsen bibit dan belum dapat diadopsi oleh petani, karena teknologi ini padat modal dan berteknologi tinggi. Peluang usaha yang dapat diadopsi dari teknologi ini adalah pembesaran bibit jati setelah fase aklimatisasi atau pada fase adaptasi bibit dengan lingkungan luar laboratorium (bibit berumur ± 4 minggu).

Permasalahan dalam menggunakan produk bioteknologi khususnya bibit jati hasil kultur jaringan untuk meningkatkan produksi pertanian di kawasan transmigrasi adalah rendahnya kemampuan adopsi teknologi tersebut oleh transmigran, terbatasnya pemilikan modal dan tidak adanya akses ke sumber-sumber modal semacam lembaga keuangan formal. Selain itu, lokasi permukiman transmigrasi (kawasan transmigrasi) umumnya jauh dari pusat distribusi faktor produksi, termasuk bioteknologi, sehingga pengadaannya secara individual untuk digunakan secara kontinyu dalam meningkatkan produksi pertanian menjadi sangat mahal.

Oleh sebab itu, diperlukan suatu kajian tentang peluang dan kendala usaha pembibitan jati kultur jaringan skala kecil di kawasan transmigrasi. Sasaran kajian ini adalah tersedianya informasi peluang dan kendala pengembangan dan pemanfaatan bibit jati kultur jaringan sebagai usaha pembibitan skala rumah tangga di kawasan transmigrasi.

 Kajian dibatasi pada aspek teknis, ekonomi dan sosial. Disamping itu juga dilakukan sosialisasi bibit jati kultur jaringan dan disertai bimbingan teknis kepada transmigran dan penduduk lokal terpilih. Dari hasil sosialisasi ini diharapkan dapat diketahui persepsi dan minat transmigran dan penduduk lokal terhadap pemanfaatan bibit jati kultur jaringan sebagai usaha tambahan.

Analisis peluang dan kendala pemanfaatan bibit jati kultur jaringan dengan metode diskriptif kualitatif. Untuk melihat persepsi dan minat transmigran dalam pemanfaatan bibit jati kultur jaringan, dilakukan pembobotan variabel menuntut metoda Likers (skala 5 tingkat).

 Tujuan

      Untuk mengetahui prospek pasar budidaya jati emas.

 

Jati emas Investasi Masa Depan

Gerakan tanaman pohon ternyata tidak hanya untuk menyelamatkan hutan atau, tapi usaha ini menjadi lahan bisnis yang menggiurkan. Betapa tidak, hanya dengan modal yang kurang dari 1 juta rupiah menghasilkan milyaran. Soalnya, harga 1 kilo biji jati super 150 ribu dan isinya 1500 biji. Apabila biji jati super tersebut disemai dan diperkirakan yang jadi 1.200 bibit jati, maka sepuluh tahun yang ke depan Anda bakal mengantongi minimal 1,1 milyar lebih. Menarik bukan? Silahkan Anda mencoba, sebelum menyesal datang kemudian.
Teknologi Mempercepat Pertumbuhan Jati
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merambah ke segala bidang. Pada intinya kehadiran teknologi mempermudah dan memperpendek serta memperbanyak hasil yang didiinginkannya. Tak heran, beragam penemuan mukhtahir bermunculan termasuk teknologi pembibitan pohon jati. Bayangkan, pohon jati yang tadinya berumur puluhan tahun, kini telah dipersingkat menjadi 10 tahun, namanya Jati Super.
Proses pembibitannya berasal dari biji pohon jati yang telah modifikasi sedemikian rupa sehingga pertumbuhannya lebih cepat ketimbang jati lokal. Bibit Jati Emas yang ada dihadapan Anda ini diperoleh dari Kelompok Usaha Tani Putu Bogal, Nganjuk, Jawa Timur yang di ketuai oleh Solikhin.
Solikhin sendiri telah menerima banyak pesanan bibit dari berbagai penjuru tanah air. Tak heran, bibitnya pernah di beli seorang pengusaha daerah Subang, Jawa Barat dan kini sudah di panen alias tebang.
Menurut pengalaman penanan pohon Jati Emas ini, pertumbuhannya lebih cepat ketimbang jati lokal atau jati jawa. Apalagi batang yang lurus menjulang keatas dan ditambah dengan daunnya yang lebar-lebar. Sehingga baru berumur 8 bulan saja, telah berdiameter 4 cm dengan catatan diberikan pupuk organik dan mendapat sinar matahari yang penuh.
Proses penanaman dan pemeliharaan tergolong mudah serta tidak menyita banyak waktu. Cukup sekali tanam, kemudian tinggal melakukan pengontrolan rutin agar terhindar dari ketidaksuburan

Jati Emas adalah Jenis Pohon Jati yang bisa dipetik hasilnya dalam waktu
hanya 5 tahun yang didatangkan dari Thailand dengan melalui proses Kultur
Jaringan Laboraturium, berbeda dengan Jati lokal yang baru dapat di panen
+/- 15 s/d 20 tahun. Bibit Jati Emas yang berumur 2 bulan sama dengan umur
Jati lokal selama 2 tahun.

Diameter Jati Emas berumur 5 tahun +/- 20-25 cm dan ketinggian 15 s/d 20
meter, sedangkan Jati Lokal untuk menghasilkan diameter seperti ini
membutuhkan umur +/- 15 s/d 20 tahun tetapi dengan tinggi hanya 8 - 10
meter.

Penanaman lahan 1 hektar tanah membutuhkan 2000 batang bibit ( jarak tanam 2
x 2,5 m ), bila kita hitung 1 pohon Jati Emas umur 5 tahun menghasilkan 0.38
kubik dan 1 kubik - nya menghasilkan minimal Rp 3 juta, untuk 1 kubik kayu
membutuhkan 3 batang Pohon Jati Emas, jadi untuk 2000 bibit Jati mas
menghasilkan +/- 760 kubik kayu Jati Emas, dapat dibayangkan 1 bibit Jati
Emas seharga Rp 15.000,00 dalam lima tahun dapat menghasilkan Rp
1.140.000,00 dan untuk 2000 bibit Jati Emas menghasilkan 2,28 milyar, dan
ini hanya merupakan perhitungan kasar minimal 1kubik = Rp 3 juta.

Tingginya harga kayu jati di pasar internasional yang berkisar USS 500-2200 per meter kubik mendorong beberapa perusahaan menawarkan peluang investasi di tanaman jati hasil rekayasa teknologi. Potensi keuntungannya 2-10 ribu persen pada tahun ke-10. Bagaimana kalkulasinya?
NERACA. Di balik prospek tingginya harga kayu jati, tersimpan peluang investasi. Dalam perhitungan yang konservatif, saban lima tahun harga kayu jati naik bisa dua kali lipat. Artinya, dengan masa investasi paling pendek (10 tahun), harga kayu jati bakal melonjak empat kali lipat. Ini berdasarkan perkembangan harga tahun-tahun lalu. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh beberapa pengusaha agrobisnis dan investasi untuk menawarkan paket-paket investasi di pohon jati. Jenis kayunya macam-macam, ada klon jati lokal, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar, India, Solomon (Samudra Pacifik).
"Kalo dilihat dari exportfurniture Indonesia beberapa tahun silam hanya sebesar 2,75% dari total transaksi di dunia. Untuk memenuhi pasokan bahan furniture export dibutuhkan kayu jati 6 -7 juta m3," kata Edy Panggabean, ketua umum Yayasan Alumni Tani USU. Investasi dalam budi daya jati merupakan suatu pemanfaatan dana yang bijaksana. Pada saat yang bersamaan mampu mencapai berbagai tujuan yang memberi keuntungan kepada lingkungan hidup, perekonomian masyarakat sekitar, pemerintah, tabungan hari tua untuk diri sendiri, anak-cucu atau ahli waris. Ini merupakan suatu alternatif yang jauhlebih menarik dibanding bentuk perlindungan hari tua yang ada selama ini seperti asuransi, tabungan, saham, dll.
Investasi tanaman jati berguna untuk jangka panjang. "Saya pernah investasi di saham, reksa dana atau produk keuangan lain. Tapi untuk jenis komoditas, baru di pohon jati saja. Saya tertarik karena bisa digunakan untuk dana cadangan masa depan," tutur Bhisma Dani Setyawarman salah satu investor jati.
Baik investor maupun perusahaan investasi jati yakin akan prospek tanaman jati kelak. Asumsinya, sekarang pasokan kayu jati lokal diperkirakan hanya mampu memenuhi kurang dari 30% jumlah permintaan yang ada. Situasi ini menyebabkan kenaikan harga kayu jati terus meroket dari tahun ke tahun. Di sisi lain, permintaan ekspor atas produk hasil olahan kayu dan mebel pun naik tajam. Pada gilirannya kondisi ini memperbesar jurang pemisah antara jumlah pasokan dan permintaan. "Prediksi kebutuhan jati di Indonesia saja 2,5 juta m3/ tahun dan baru bisa dipenuhi 700 ribu m3. Artinya, kita masih kekurangan I,8jutam3. Padahal, untuk tanaman jati yang usianya di atas 40 tahun sudah langka dan dilindungi Perhutani," Soegiharto menjelaskan. Tingkat keuntungan yang sangat tinggi disertai sifat alamiah objek investasi pohon itu sendiri yangpertumbuhannya dapat diproyeksi dan juga resisten terhadap fluktuasi dan gangguan ekonomi. Sifat alamiah produk ini juga unik karena semakin lama dibiarkan dengan pertumbuhannya maka akan semakin besar ukuran batangnya, dan akhirnya akan meningkatkan nilai jual produk kayu yang dihasilkannya.
Pasalnya, Perum perhutani Sebagai penghasil kayu terbesar di indonesia hanya mampu menghasilkan 700.000 m3. Tambahan pasokan dari rakyatpun masih belum memenuhi. Dan dari tahun -ketahun stock kayu jati perum perhutani juga menipis.
Akibatnya harga kayu jati akan semakin melambung. Export furniture Indonesia sempat mendapat Black List karena kayunya di duga banyak dari ilegal logging.Namun saat ini dengan penemuan genjah (jati berusia pendek) JUN yang di lengkapi sertifikat dan disahkan oleh Lembaga Ekolabel Indonesia berhsail nenampik dugaan ilegal logging.
Dana anda bisa di investasikan dalam jangka waktu hanya lima tahun.untuk perhitungan analisa usaha jati unggul nusantara sebagai berikut, Misalkan Kapasitas produksi 100 pohon dengan jarak tanam 3 meter x 3 meter.

Modal Bibit jati unggul nusantara 100 x Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000,-Biaya operasional 100 pohon xRp. 100.000/5 tahun = 10.000.000,-
Total Biaya Operasional Rp. 12.000.000,-Keuntungan
Asumsi perpohon 0.20 m3 = Rp. 750.000,-
100 x Rp. 750.000,- = 75.000.000,-Total Bersih keuntungan Rp. 75.000.000 - Rp. 12.000.000 = Rp. 63.000.000 Perhitungan perbulan Rp. 63.000.000/5 tahun = Rp. 1.050.000,-/bulan.
Perhitungan tersebut di atas hanya gambaran saja berpatokan pada 100 pohon dan biaya perawatan Rp. 100.000 perpohon, biaya operasional bisa dikurangi atau ditambah. Untuk perhitungan lebih dari 100 pohon, anda bisa hitung sendiri keuntungan yang akan diperoleh, atau bisa juga dengan menambah waktu untuk memanen misalnya 10 tahun. Jadi hanya dengan modal 12.000.000 saja untuk 100 pohon jati kita bisa menghasilkan pendapatan rata-rata 633.000/ bulan
            Jati telah lama dibudidayakan di Indonesia oleh negara (Perhutani) maupun oleh
masyarakat. Pengetahuan dan pengalaman menanam jati sudah banyak diket ahui baik
secara konvensional (biji) maupun secara terpadu yaitu penerapan silvikultur intensif ,
penanaman jati klon unggul, rekayasa genetik dsb. Secara gar is besar, pengadaan bibit jat i
dapat dilakukan melalui dua cara yaitu s ecara generatif dan secara veget atif .
Secara generatif , pengadaan bibit jat i dilakukan dengan menggunakan biji. Biji jati
yang akan digunakan dipilih yang mas ih baru, karena biji jati yang telah disimpan sangat
mudah berkurang daya kecambahnya. Buah jati termasuk jenis buah batu, memiliki kulit yang
keras dan persentase perkecambahan rendah dibandingkan dengan species lain. Untuk itu
perlakuan-perlakuan tertentu dilaksanakan agar mampu memecah dormansi biji.
Beberapa cara pemecahan dormansi biji yang dapat dilakukan antara lain :
1. Biji direndam dalam air dingin-dijemur dibawah terik sinar matahari, diulang 4-5 hari.
2. Biji jati direndam dalam air dingin-air panas bergantian selama 1 minggu.
3. Biji jati pada bagian epikotil, ditipiskan kulit bijinya dengan cara diamplas, sehingga
memudahkan air dan udara masuk kedalam biji.
4. Biji jati direndam dalam larutan asam sulfat pekat (H2S04) selama 15 menit, kemudian
dicuci dengan air dingin setelah itu baru dikecambahkan pada media pasir.
Pasir yang digunakan dianjurkan untuk disterilkan dengan dijemur dibawah sinar matahar i,
digoreng sangrai atau disemprot dengan ”Benlate” agar jamur dan bakter i pengganggu mati.
Pas ir jangan dipadatkan agar memudahkan munculnya daun dan batang muda dar i
media tabur . Biji dis iram secara t eratur 2x sehar i agar kelembaban ter jaga. Naungan
diperlukan agar suhu dan kelembaban t er jadi dalam kondisi yang lama. Naungan dapat
berupa p last ik, daun kelapa, atau naungan jenis lainnya.
http://www.irwantoshut.com 4
Benih dit anam dengan bekas t angkainya dibawah. Sup aya t idak hanyut oleh air
baik karena hujan atau penyiraman, bijinya dit ekan ke dalam media s edalam 2 cm
kemudian dit imbun. Perkecambahan biji jati bias anya bert ahap, sehingga per lu menunggu
agar benih-benih tersebut dap at berkecambah secara s empurna.
Media yang digunakan untuk penyapihan adalah campuran ant ara pas ir : tanah :
kompos ( 7:2:1 ). Ukuran polybag yang digunakan adalah 10 x 15 cm. Pemupukan
dilakukan dengan NPK cair (5 gram/lit er air ) ket ika bibit t elah berumur 2 minggu,
selanjutnya 2 minggu s ekali pemupukan dilakukan hingga bibit berumur 3 bulan dan s iap
dit anam di lapangan.
Perbanyakan t anaman jat i juga dapat dilakukan s ecara vegetat if atau perbanyakan
yang dilakukan t anpa benih/biji, dengan mengambil bagian tanaman seperti daun, batang,
tunas dan bagian lainnya. Pembiakan s ecara vegetat if untuk jati dapat dilakukan dari cara
yang sederhana seperti stump, puteran hingga graft ing dan kultur jar ingan.

 

Daftar Pustaka.
Anonimous, 2001. Keuntungan Investasi Budi Daya Hutan Jati. Satu Pilihan Investasi Bijaksana.
http://www.reforester.com
Mahfudz et al, 2003. Sekilas Jati. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman Hutan. Purwobinangun. Yogyakarta
Sumarna, Y. 2003. Budidaya Jati. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar